Bandung – BPOM menggelar Forum Komunikasi Nasional Monitoring Keamanan Obat Beredar (Farmakovigilans) Berkolaborasi dengan Lintas Sektor pada Kamis (02/05/2024) dengan tema “Satu Laporan Membawa Perubahan” yang merupakan forum konsolidasi untuk mendukung BPOM menuju WHO Listed Authority (WLA). Kegiatan ini bertujuan memperkuat fungsi farmakovigilans untuk pembentukan sentra farmakovigilans di unit pelaksana teknis (UPT), perkuatan jejaring intensifikasi laporan farmakovigilans melalui aplikasi elektronik/online e-MESO, inspeksi ke industri farmasi, sosialisasi kepada tenaga medis/tenaga kesehatan/ masyarakat. Untuk mewujudkan jejaring intensifikasi laporan farmakovigilans, BPOM telah melakukan koordinasi dengan focal point dari dinas kesehatan provinsi, fasilitas pelayanan kesehatan, dan kelompok kerja pengkajian keamanan obat. Koordinasi yang dibangun sekaligus untuk mengidentifikasi dan mengusulkan pelaksanaan pengkajian kausalitas laporan efek samping obat serius yang memenuhi kriteria kepada Kelompok Kerja Pengkajian Keamanan Obat. Aktivitas sentra farmakovigilans juga harus terlibat aktif dalam mengawal keamanan vaksin, khususnya dalam pencegahan dan penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI). Pelaporan KIPI/efek samping obat (ESO) saat ini dapat dilakukan dengan sangat mudah menggunakan aplikasi e-MESO. Adanya aplikasi tersebut memungkinkan tenaga kesehatan mempercepat proses pelaporan agar kejadian ESO dapat langsung ditindaklanjuti oleh industri farmasi pemegang izin edar. Semakin banyak laporan kejadian tidak diinginkan (KTD)/ESO/KIPI yang diterima, maka ketepatan signal detection keamanan suatu obat, termasuk vaksin, berdasarkan populasi di negara dapat ditetapkan dan tindak lanjut regulatori terkait keamanan obat yang diberikan lebih tepat. Untuk itu, sosialisasi pelaporan efek samping obat oleh tenaga kesehatan harus lebih diperkuat. Di tahun 2024, BPOM tengah mempersiapkan diri untuk memperkuat peran regulatori sebagai pengawas obat dan makanan yang berdaya saing internasional dengan cara masuk sebagai otoritas yang terdaftar dalam WLA. Dengan menjadi otoritas yang terdaftar dalam WLA akan berdampak pada peningkatan kepercayaan terhadap produk obat/vaksin yang diproduksi Indonesia. Indonesia juga dapat menjadi rujukan aktivitas regulatori bagi otoritas negara lain.
Berita selengkapnya : https://www.pom.go.id/berita/tantangan-bpom-dalam-mengawal-keamanan-dan-mutu-obat-di-masyarakat
Komentar (0)
There are no comments yet